10 Tips Agar Anak Mencintai Buku Sejak Dini
Senyumkeluarga.com- Mengenalkan buku pada anak merupakan hal yang sangat penting.
Orangtua, seharusnya punya perhatian besar terhadap buku dan berusaha agar anak mencintai buku sejak
dini. Pasalnya, buku merupakan jendela
ilmu. Mencintai buku berarti merasa senang memiliki buku dan mau membaca serta
mengambil manfaat dari apa yang telah dibaca.
Zaman ini berbagai judul buku semakin mudah ditemukan. Untuk jenis buku anak-anak
sendiri juga semakin bervariatif dan menarik. Ini merupakan kabar gembira. Tapi
sayangnya, arus zaman modern yang digempur dengan berbagai teknologi seringkali
justru menjadikan anak-anak jauh dari buku dan lebih tertarik pada dunia audio
visual. Apakah ini juga terjadi pada anak Anda?
Jika saya perhatikan di berbaga tempat, anak-anak lebih sering
pegang smartphone daripada buku. Apa
yang dibuka? Ada yang ngegame, ada juga yang membuka video di youtube.
Hal ini tidak bias terelakan lagi karena memang zamannya telah berubah, tapi
sebaiknya semangat orangtua untuk mengenalkan buku pada anak juga tidak
berubah.
Pertanyaannya, bagaimana agar anak mencintai buku sejak dini
dan mendapatkan manfaat dari apa yang diajarkan dalam buku tersebut? Berikut
ini hal-hal yang sudah dilakukan oleh keluarga kami
1. Orangtua Memberikan Teladan
Teladan
ini menjadi hal utama dan sangat penting untuk dilakukan. Bagaimana mungkin
orangtua berharap anaknya menjadi kutu buku sementara orangtuanya tidak
menyentuh buku?
Barangkali Anda akan mengatakan “ada kok, anak yang senang buku sementara orangtuanya kurang menyukai buku.” Iya betul memang ada, tapi secara umum dan mayoritas anak akan cenderung mudah mencintai buku jika orangtuanya juga memberikan teladan.
Teladan
yang dilakukan oleh saya dan istri selaku orangtua yaitu dengan membiasakan diri membca buku di rumah.
Saat kami memabca, otomatis akan dilihat oleh anak. Dari yang awalnya cuek,
lama-lama anak akan penasaran dan akhirnya ikut membaca buku.
Jika sibuk, tidak perlu mengalokasikan waktu yang banyak
atau lama. Yang penting rutin dan dilakukan
secara konsisten. Cara ini efektif untuk mengukir pada pikiran dan jiwa anak
bahwa orangtuanya adalah ayah ibu yang suka membaca buku.
2. Mengajak ke Toko Buku
Ini sudah rutin kami lakukan. Kami kadang mengagendakan
keluar dari rumah hanya khusus untuk datang ke toko buku bersama anak-anak.
Bahkan, Ini dilakukan oleh istri sejak mengandung atau saat anak masih ada
dalam kandungan. Anak yang kami ajak ada yang masih beberapa bulan dan belum
bisa berjalan, ada juga yang sudah bisa berjalan tapi masih balita.
Jika kondisi memungkinkan, maka kami melepas anak untuk
bebas keliling dan jalan di toko buku tersebut. Namun jika situasi dan kondisi
tidak mendukung, misalnya tempatnya sempit atau banyak benda-benda yang mudah
pecah di sekeliling buku, maka anak tidak
kami lepas.
Saat mengajak anak ke toko buku kami mengenalkan berbagai
buku dan melakukan dialog dengan anak terkait buku yang diperlihatkan. Jika ada
buku yang bagus, anak suka, dan harganya juga “masuk di kantong” maka akan kami
beli.
Selama ini, karena kami tinggal di Jogja Alhamdulillah
banyak toko buku yang bisa dikunjungi. Jika Anda tinggal di kota atau daerah
yang jauh dari toko buku memang perlu effort yang lebih untuk mendatangi
toko buku. Tapi itu tetap perlu diagendakan meskipun tidak sering.
Toko buku yang sering kami kunjungi yaitu Gramedia, Toga
Mas, Sosial Agency, Mizan, dan shoping centre. Khusus tempat yang terakhir ini,
karena berada satu komplek dengan taman pintar biasanya sekaligus mengajak anak
bermain di taman pintar Yogyakarta.
3. Mengajak Anak ke Tempat Pameran Buku
Sebelum
ada wabah covid-19, pameran buku biasanya diadakan secara rutin. Pameran yang
rutin diadakan yaitu Islamic Book Fair. Pameran buku yang awalnya diadakan di gedung
Mandala Bhakti Wanitatama, dipindahkan ke gedung olahraga atau GOR UNY.
Kami
sekeluarga biasanya memanfaatkan momen ini untuk pergi bersama-sama ke pameran
tersebut. Di tempat tersebut, kami membebaskan anak-anak untuk berjalan-jalan
memutari stand pameran (tentu masih kami awasi, karena anak kami masih
balita).
Saat
melihat berbagai pilihan buku dengan cover yang menarik biasanya anak kami
mengambilnya dan minta untuk dibelikan buku tersebut. Kami lihat-lihat isinya,
jika memang bagus dan cocok dengan usianya maka akan kami belikan. Tentu saja
juga tetap mempertimbangkan harganya. Hehe.
4. Mengajak Anak Merapikan Buku di Rak Buku
Alhamdulillah, tanpa mengajak anak untuk merapikan buku
ternyata anak kami sudah antusias ikut merapikan buku jika melihat orangtuanya
sedang menata buku. Sambil merapikan
buku, kami biasanya
bercerita tentang pentingnya menyayangi buku. Dengan demikian anak akan semakin
cinta.
Di lain waktu, jika anak-anak mengobrak-abrik buku yang
ada di rak dan belum ditata, kami mengajak untuk bersama-sama merapikan. Selain
melatih tanggungjawab, hal ini secara tidak langsung juga akan menjadikan anak
cinta dan menghargai buku. Mencintai buku adalah langkah awal untuk bisa memiliki
kebiasaan membaca.
5. Memesan Buku Secara Online
Saat ini zamannya serba online, termasuk buku juga sudah
banyak dijual online. Beberapa kali kami terutama istri (ibunya anak-anak)
memesan buku online untuk anak. Hal ini ternyata menjadikan anak menanti-nanti
kedatangan paket.
Saat paket buku datang ke rumah dengan dibawa oleh kurir,
ternyata anak begitu senang. Bahkan anak-anak kami berebut untuk menerima dan
membawanya masuk ke rumah. Setelah diterima biasanya kami buka bareng-bareng
lalu foto bersama buku.
Baca Juga : Mengatasi Anak Kecanduan Nonton TV
6. Membuatkan Rak Buku Khusus yang Berisi Buku Anak
Rak buku khusus yang berisi buku milik anak ternyata bisa
menjadikan anak merasa memiliki. Dengan adanya rasa memiliki ini, anak biasanya
akan menjaga, menyayangi dan membacanya.
Selain itu, dengan adanya rak khusus juga mempermudah
saat anak akan mengambilnya. Jika memungkinkan, buatlah rak buku karakter kartu
atau sesuatu yang dicintai anak sehingga akan lebih menarik perhatian anak.
7. Membacakan Kisah-Kisah yang Ada di Buku
Buku-buku yang sudah dibeli rasanya eman-eman atau
sayang kalau tidak dibaca. Karena itu, tugas orangtua selanjutnya yaitu harus
telaten mengajak anak membacanya. Jika anak meminta untuk dibacakan, orangtua jangan
sampai menyia-nyiakan kesempatan ini.
Kisah-kisah yang disampaikan di buku ada kalanya disukai
anak, tapi ada kalanya kurang disukai. Bacakanlah kisah-kisah yang disukai
karena hal ini akan membekas dan bisa mempengaruhi jiwa anak.
Pengalaman anak kami, jika ia menyukai kisah yang ada di
dalam buku, maka ia akan minta dibacakan lagi pada hari berikutnya. Saat bermain
juga seringkali menerapkan ajaran dari kisah yang ada di dalam buku yang sudah
dibaca atau dibacakan oleh orangtuanya.
8. Memosting Foto Kegiatan Anak Membaca Buku
Dokumentasikan kegiatan anak membaca buku! Hal ini
menurut kami penting. Selain bisa menjadi dokumen sejarah, ini juga bisa
memotivasi anak untuk semangat membaca lagi di saat anak-anak sedang kurang
bersemangat membaca.
Saat anak membaca buku di perpustakaan, di rumah, di
sekolah, dan di manapun berada yang memungkinkan untuk membaca maka bisa
sekaligus diambil gambarnya. Setelah gambar didapat, postinglah di IG, Fb, WA
Story atau tempat-tempat lainnya.
Menurut kami, dengan posting seperti ini anak akan
semakin merasa senang sekaligus untuk memotivasi teman-temannya yang belum suka
membaca buku. Jadi niatnya bukan untuk pamer, tapi untuk mengampanyekan cinta
dan suka membaca buku. Memang beda tipis sih, antara pamer dan memotivasi, jadi
memang harus benar-benar bisa menjaga niat.
9. Mengajak ke Perpustakaan
Tempat tinggal Anda dekat dengan perpustakaan? Jika iya
dan mudah dijangkau, jangan ragu untuk mengajak anak ke perpustakaan. Alhamdulillahnya,
di tempat kami tinggal banyak tersedia perpustakaan buku yang bisa dikunjungi.
Adanya perustakaan ini kami manfaatkan untuk dikunjungi
dengan mengajak anak. Dari beberapa perpustakaan yang ada, kami memang baru
mengajak ke satu perpustakaan yaitu Grhatama Pustaka. Perpustakaan milik
Pemprov DIY yang berada di Jl Janti Banguntapan Bantul ini bisa dibilang
perpustakaan yang menakjubkan.
Pasalnya, gedung perpustakaan ini termasuk kategori megah
dan diimbangi dengan kelengkapan koleksinya. Selain itu, tempatnya juga luas
dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk fasilitas untuk anak-anak.
Selain disediakan buku anak-anak, di perpus ini juga
disediakan ruang atau gedung khusus untuk anak. Di dalamnya anak bisa bermain
dengan permainan edukatif.
Perpustakaan yang berada di timur JEC ini seringkali
digunakan untuk study banding dan dikunjungi para pemustaka dari luar daerah. Sayangnya,
sejak adanya pandemi covid perpustakaan ini aksesnya jadi terbatas.
10. Meberikan Reward
Reward atau hadiah menurut kami hal yang penting diberikan
kepada anak. Hadiah ini sebagai bentuk apresiasi atas sikap atau prestasi anak.
Tidak perlu diberikan benda-benda yang mahal. Bahkan, hadiah yang kami maksud
juga bisa dalam bentuk pujian dan senyuman.
“Wah, anak ayah hebat! Hari ini sudah membaca buku,” “Alhamdulillah
anak ibu luar biasa, hari ini sudah menyelesaikan buku xxxx.” Kalimat-kalimat
itu merupakan contoh apresiasi untuk anak kami.
Ini terlihat sepele, tapi memiliki dampak yang besar
terhadap jiwa anak dan akan membekas. Karena itu, kita sebagai orangtua tidak
boleh menganggap hal ini adalah hal yang remeh atau sepele.
Sepuluh tips tersebut adalah hal-hal yang
biasa kami lakukan agar anak mencintai buku sejak dini. Jika Anda atau
keluarga Anda memiliki tips lain yang bisa dibagikan kepada pembaca, silakan
berbagi dengan cara berkomentar di kolom komentar. Semoga kita menjadi bagian dari
keluarga Indonesia yang suka buku dan melahirkan generasi yang mencintai buku
sejak dini.
Posting Komentar untuk "10 Tips Agar Anak Mencintai Buku Sejak Dini"