Mengarahkan Keluarga untuk Belanja di Warung Tetangga
Senyumkeluarga.com - Keberadaan
warung tetangga perlu kita support. Caranya? Dengan ikut merasa senang
dan melarisi dagangannya. Bukan sebaliknya yaitu merasa kurang suka dan tidak
mau belanja di warungnya. Program belanja di warung tetangga yang digulirkan
pemerintah tidak akan berhasil dengan baik manakala pada lapisan masyarakat
terkecil tidak mau ikut andil. Bukan begitu?
Sayangnya,
sebagian dari kita barangkali masih merasa belum afdhol ketika belanjanya tidak
di supermarket dan market-market lainnya yang modern. Kalau mau mengikuti
gengsi ya tentunya belanja di supermarket akan lebih wah, tapi kalo niatnya mau
ikut menghidupkan warung tetangga ya berarti bisa mulai andil dari hal
sederhana yaitu membeli kebutuhan di warung tersebut.
Program belanja di warung tetangga sebetulnya
merupakan upaya agar warung-warung rakyat dan para pelaku UMKM bisa bertahan
bahkan berkembang dengan baik dalam melakukan aktifitas bisnis. Jika masing-masing
dari keluarga kita peduli dengan ini, maka kesejahteraan bukan hal yang
mustahil akan dinikmati para pelaku UMKM.
Belanja Kebutuhan Dapur di Warung Tetangga
“Apa untungnya saya membeli barang-barang di warung
tetangga?”, barangkali ini yang sering menjadi pertanyaan. Kalau niatnya mau
dapat harga yang lebih murah, kadang memang di toko-toko modern harganya lebih
murah dan banyak promo atau diskon. Tapi kalau niatnya mau membantu sesama dan
tetangga, maka membeli kebutuhan di toko tetangga jauh lebih mulia.
Kami berusaha menerapkan hal ini dan mengajak
seluruh anggota keluarga untuk gemar belanja di toko kelontong atau warung
makanan tetangga. Apakah tidak pernah belanja di toko modern? Tidak bisa dipungkiri
bahwa kami juga masih belanja di toko modern, tapi intensitas belanja di
warung tetangga kami upayakan untuk lebih sering dan prioritas.
Kalaupun belanja di minimarket atau supermarket,
kami biasanya lebih memilih tempat yang dimiliki oleh seorang muslim sekaligus
yang kiprah dakwahnya di masyarakat bagus. Di Jogja, tempat kami tinggal ada
swalayan yang dimiliki oleh penduduk pribumi dan terkenal giat berdakwah serta
dermawan. Faktor-faktor inilah yang menjadikan kami semangat dan ingin melarisi
dagangannya.
Keuntungan yang diperoleh oleh toko atau swalayan
yang dimiliki orang-orang muslim yang dermawan dan giat berdakwah, akan berguna
bagi masyarakat luas. Kita yang belanja dan diniatkan untuk ikut andil dalam
berdakwah, insya Allah juga akan mendapat bagian pahalanya. Sudah seharusnya
para muslim yang berbisnis kita dukung sepenuhnya.
Ada warung apa saja di sekitar tempat tinggal Anda? Coba
mulai sekarang dilist dan dilarisi dagangannya. Kalau di tempat kami tinggal,
ada warung kelontong, ada warung sayur, ada yang jualan bubur di waktu pagi,
ada yang buka pecel lele, ada yang di siang hari buka warung lotek dan
gado-gado, juga ada yang jual bakmi jawa di malam hari, bahkan ada juga yang
khusus jual jajan anak dan jus.
Di waktu pagi, biasanya saya menemani istri belanja
sayur di warung tetangga. Bubur pagi untuk anak juga biasanya kami beli di
warung yang lainnya sambil jalan-jalan pagi. Kadang berjalan kaki, kadang bersepeda,
kadang pakai motor. Bukankah hal ini bisa menyehatkan, membahagiakan diri kita
masing-masing sekaligus membahagiakan tetangga?
Di waktu yang agak siang sekitar jam 9, ketika
dagangan berupa jajanan anak dan jus serta minuman-minuman lainnya dibuka, anak
kami yang pertama yaitu Aira biasanya juga langsung bergegas ke tempat itu
untuk beli pop ice. Apakah setiap hari? Tentu saja tidak. Ada waktu-waktunya
untuk jajan.
Indahnya hidup ini jika kita saling tolong menolong,
mensupport tetangga yang punya dagangan dengan cara melarisinya, dan
memprioritaskan belanja di warung tetangga untuk melengkapi kebutuhan
sehari-hari. Bukan hal mudah jika belum
terbiasa, tapi akan terasa nikmat jika sudah dibiasakan apalagi diniatkan untuk
saling membantu karena Alloh.
Posting Komentar untuk "Mengarahkan Keluarga untuk Belanja di Warung Tetangga"